Siapa yang tak tahu akan sahabat yang satu ini, namanya terukir indah sebagai seorang syuhada’ yang gigih berani memperjuangkan agama ALLAH swt. Dia adalah salah seorang sahabat nabi saw yang memilki sifat bijaksana yang amat disegani oleh yang lain. Selain itu pula, jiwa kepemimpinan beliau juga patut dijadikan tauladan. Maka tak heran apabila Rasulullah menunjuknya untuk menjadi panglima perang ketiga setelah Zaid bin haritsah dan Ja’far bin abi Tholib pada peperangan mu’tah yang menghantarkannya juga ke tanah surga ALLAH karena ia menjadi syuhada’ di situ.
Namun, siapa sangka ternyata beliau juga merupakan pengarang syair yang handal. Bahkan Rasulullah pun mengakui syair Abdullah bin Rawahah sebagai syair-syair yang hebat. Sabda beliau
“Ya, Umar! Biarkan dia (melantunkan bait-bait syairnya)! Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan NYA! Sungguh ucapan Ibnu Rawahah itu lebih dahsyat menancap di dada mereka (orang kafir) daripada anak panah.”
Berikut sebagian bait-bait syair Abdullah bin Rawahah yang dapat menggetarkan hati para muslim
Ketika Rasulullah memintanya untuk membuat syair agar tunggangan beliau saw mau berjalan
Ya Tuhanku, seandainya bukan karena Engkau niscaya kami tidak mendapat petunjuk.
Kami tidak bisa bersedekah dan tidak juga melakukan shalat.
Maka berikanlah pada kami ketenangan.
Dan kokohkanlah! Kaki-kaki kami jika kami bertemu musuh.
Sesungguhnya orang-orang kafir menzalimi kami.
Dan jika mereka bermaksud buruk maka kami abaikan.
Ketika sabda rasulullah agar waspada terhadap kaum kafir
Wahai orang yang banyak kebaikannya, ALLAH swt telah memuliakan kamu.
Dengan kemuliaan yang melebihi segala makhluk yang tidak ada bandingnya.
Aku berfirasat ada kebaikanpadamu.
Firasat ini berbeda dengan penglihatan orang musyrik kepadamu.
Seandainya kamu meminta bantuan atau meminta tolong kepada mereka.
Dalam satu masalah niscaya mereka tidak akan membantu dan menolongmu.
Semoga ALLAH swtmelanggengkan segala kebaikan yang dianugerahkan kepadamu.
Sebagaimana Dia mengokohkan (Risalah) Musa a.s dan menolongnya seperti perolongan kepada orang-orang sebelumnya.
Syair pujian terhadap Rasulullah saw
Di sisi kami ada Rasulullah saw kami baca kitabnya (Al-Quran)
Maka terbit kebaikan di waktu fajar yang menerangi.
Malam hari lambungnya menjauh dari tempat idur.
Apabila tempat tidur menjadi berat dengan masalah orang-orang musyrik.
Dia datang membawa petunjuk setelah buta mata hati kami.
Dengan petunjuk menjadi yakin segala yang dikatakan akan terjadi.
Ketika dihadang kaum musyrikin saat akan melaksanakan umrah Qadha
Biarkan saja orang-orang kafir di jalannya.
Aku bersaksi bahwasanya dia adalah rasulNYA.
Biarkan saja mereka! Sesungguhnya seluruh kebaikan ada pada rasul NYA.
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku beriman dengan perkataannya.
Aku mengenal hak ALLAH dengan kerelaannya.
Kami perangi kalian (orang-orang kafir) berdasarkan perintahnya.
Sebgaimana kami perangi kalian berdasarkan wahyu yang turun kepadanya.
Dan akan kami tebas kalian dengan tebasan yang memisahkan kepala dari tubuhnya.
Dan (tebasan) yang memisahkan seeorang kekasih dari kekasihnya.
Ketika akan berangkat perang Mu’tah
Akan tetapi, saya meminta ampunan kepada ALLAH swt.
Dan tusukan yang mematikan yang dapat melenyapkan segala kotoran.
Atau tikaman tombak dengan kedua tangan yang penuh ambisi lagi terlatih.
Yang dapat mengoyak isi perut dan hati.
Sehingga apabila orang-orang melewati kuburanku, merka berkata.
Semoga ALLAH menjadikannya sebagai pejuang dan semoga hal itu menjadi kenyataan.
Berpamitan dengan Rasulullah saat akan berangkat
Semoga ALLAH melanggengkan segala kebaikan yang dianugerahkan kepadamu.
Sebagaimana DIA mengokohkan (risalah) Musa a.s dan menolongnya.
Seperti pertolongan kepada orang-orang sebelumnya.
Aku berfirasat baik bahwa engkau akan mendapat kemuliaan sebagai sebuah anugerah.
ALLAH swt Maha Mengetahui bahwa aku adalah orang yang tepat pandangannya (firasatnya).
Engkau seorang Rasul maka siapa yang terhalang melihat anugerahnya.
Dan menatap cahayanya maka sungguh nasibnya telah celaka (terhina).
Ucapan salam mengiringi seseorang yang saya melepasnya.
Di bawah pohon kurma, yaiut seorang pengantar dan sahabat yang terbaik.
Pada saat perjalanan menuju Mu’tah
Apabila kamu mebawaku dan tungganganku.
Menempuh perjalanan jauh setelah meminum air segar di Hisaa’
Aka mengikutimu adalah kesenangan dan meninggalkanmu adalah kehinaan.
Aku tidak akan kembali lagi kepada keluargaku yang aku tinggalkan.
Kaum muslimin merka akan kembali dan meninggalkanku.
Di negeri Syam yang aku sangat ingin menetap di sana.
Semua yang memilki hubungan kerabat akan kembali.
Kepada ALLAH dan di saat itu terputuslah hubungan persaudaraan.
Di sana (di dalam kubur) aku tidak peduli tubuh pepohonan apa saja.
Tidak juga pohon kurma selama di bawahnya aku mendapat kenikmatan.
Mengingatkan pada kematian yang syahid
Wahai jiwaku, jika kamu tidak terbunuh (saat ini) maka nanti kamu juga akan mati.
Kematian ini sungguh telah sampai kepadamu.
Apa yang selama ini kamu cita-citakan akan diberikan kepadamu.
Jika kamu melaksanakan yang dilakukan dua sahabatmu yang terdahulu niscaya kamu akan diberikan
Nah gimana?? Keren kan?? Ternyata dulu sahabat nabi juga ada yang seperti khairil anwar. So, berbanggalah jadi umat muslim....