Tuesday, July 20, 2010

PERLINDUNGAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS

Topik ini selalu menarik untuk dibicarakan, karena jelas tentu hal yang paling ditakutkan dari sebuah nuklir adalah bahayanya yaitu masalah radioaktivitas. Jika kita tilik lebih jauh lebih dahulu, sebenarnya jika menggunakan energi bahan bakar apa saja, tentulah ada saja resiko yang harus dihadapi, bahkan itu yang diclaim sudah aman. Seperti baru-baru ini , banyak elpiji yang meledak, padahal sudah didesain se-aman mungkin. Namun, tetap saja orang menganggap nuklir merupkan hal yang berbahaya. Mungkin jika dibandingkan dengan resiko yang lain, radioaktivitas nuklir memang tak bisa dirasakan oleh pancaindera manusia biasa sehingga harus menggunakan alat pendeteksi khusus. So, apapun itu bahayanya, akan lebih menarik jika kita mempelajarinya.

Hal yang menarik adalah laporan yang dikeluarkan oleh badan IAEA (International Atomic Energy Agency) pada Annual report nya pada tahun 1980 menyatakan bahwa sejak reaktor nuklir pertama kali dibangun pada tahun 1956 hingga pada saat itu (tahun 1980) belum ada sama sekali kecelakaan yang mengakibatkan cedera serius ataupun kematian korban pada lingkungan reaktor. Hal ini dikarenakan lebih dari 800 reaktor telah menyetujui standar keamanan yang telah ditetakan oleh IAEA. IAEA juga membandingkan dengan kecelakaan yang terjadi pada penambangan batubara yang lebih berbahaya dibanding di lingkungan nuklir. Tapi sayangnya IAEA tidak menyebutkan angka pasti guna mendukung pernytaan tersebut.

Seperti kita ketahui bersama, radiasi nuklir mengeluarkan sinar alfa, beta dan gamma. Perlindungan terhadap sinar alfa dan beta cukuplah mudah. Namun untuk perlindungan terhadap sinar gamma sangatlah sulit karena daya tembusnya yang cukup tinggi. Haruslah dibutuhkan benda padat sebagai perisai penghalang sinar gamma.

Hal menarik lainnya adalah beberapa isotop juga menyebabkan hal yang berbahaya seperti isotop Sr-60 dan Cs-137 yang memiliki waktu paruh yang cukup lama yaitu sekitar 28 dan 30 tahun. Isotop tersebut dapat masuk ke rantai makanan.

Terlepas dari apapu yang merupkan limbah nuklir, manajemen yang baik haruslah dilakukan demi kehidupan manusia sendiri. Jangan hanya demi kehidupan yang prestisius dan glamor malah menyebabkan kehidupa orang kecil malah terkorbankan. Hal ini telah terjadi di beberapa negara.

Referensi : Shreve’s Chemical Process Industries ch.21

Thursday, July 8, 2010

KEBERANIAN INDONESIA UNTUK PLTN

Siapa yang tidak tahu PLTN? Betul sekali, singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Ya, dewasa ini kata nuklir sangat “well known” di telinga kita. Negar-negara seperti Iran, Korea Utara, The Superpower Amerika Serikat, dll banyak mengantungkan diri pada nuklir untuk kebutuhan mulai dari tenaga listrik hingga kebuthan perang. Bisa dikatakan dewasa ini nuklir bukanlah lagi hal tabu bagi masyarakat dunia. Nulir sudah menjadi sebuah sumber daya yang bermanfaat dan sekaligus menakutakan bagi beberapa pihak.
Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri yang notabene juga termasuk masayarakat dunia? Apakah ia berdiam diri saja? Jika ditilik dari usaha untuk membangun sebuah PLTN maka jawabnya bisa ya. Mengapa? Karena jelas, Indonesia belum berani untuk memanfaatkan sumber daya satu ini sebagai sebuah komoditi sumber daya yang bermanfaat bagi masa depan. Atau singkatnya Indonesia belum berani untuk membangun sebuah PLTN sama sekali!! Banyak pro-kontra yang masih berseliweran disana disini yang ingin berpendapat tentang seharusnya bagaimana enaknya dengan pembangunan PLTN. Tak sedikit pula yang bersuara bahwa Indonesia bahkan tak akan mampu membangun PLTN. Juga ada yang bersuara mengenai kecemasan kehidupan bangsa jika ada pasokan listrik dari PLTN. Jika kita membandingkan dengan negara-negara lain seperti USA, Prancis dan Jepang semuanya teah memilki PLTN masing-masing sebanyak 104,59 dan 56 [1] Wow, sebuah pencapaian yang fastastis saya pikir jika dibandingkan dengan Indonesia yang masih jalan di tempat.
Sejatinya wacana untuk pembangunan PLTN di Indonesia ini sudah ada sejak dahulu, namun memang karena negara kita menganut azas demokrasi yang dijunjung tinggi Jadinya rencana tersebut ya hanya bergulir tetap hanya menjadi sebuah rencana.
Jika menilik dari data reaktor nuklir yang dimilki oleh Indonesia. Sebenarnya potensi untuk mengarah kesan sebenarnya ada. Reaktor-reaktor yang dimilki Indonesia yaitu
1.Triga Mark II di Bandung
2.Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat
3.Reaktor Atom Kartini di Yogyakarta
4.Reaktor Atom Siwabessy di Serpong 1987 [2]
Memang jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah memiliki banyak reaktor yaitu misal amerika serikat 104 buah [3]. Indonesia bisa dikatakan cukup jauh tertinggal. Namun paling tidak kita sudah memilki awal yang bisa dikembangkan.
Secara garis besar, teknologi dan SDM bangsa Indonesia sudah siap dengan adanya kerjasama di bidang teknologi nuklir dengan bangsa-bangsa lain. nah disinilah peran masyarakat untuk mendukung pembangunan PLTN di Indonesia ini agar hasil yg kita dapatkan dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia ini.[1] Jadi tinggal dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia saja apalah dengan kesiapan secara fisik tersebut juga sudah dibarengi dengan kesiapan secara mental. Karena sejauh ini yang membuat emerintah selalu menunda pembangunan PLTN sendiri adalah kecemasan masyrakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh nuklir itu sendiri. Sudah seyogyanya bangsa kita menjadi bangsa yang besar dengan pemikiran yang besar pula. Memang smua perbuatan di dunia ini selalu mengandung resiko di balik tujuan yang harus dicapai.

Referensi:
1.http://www.batan.go.id/FAQ/faq_pltn.php
2.http://koranindonesia.com/2008/11/03/reaktor-nuklir-di-indonesia/
3.http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/22/30-negara-pengguna-nuklir-terbesar-dunia/

Thursday, July 1, 2010

REAKTOR NUKLIR


Definisi dari reaktor nuklir adalah alat yang mengandung bahan yang dapat dibelah dalam jumlah yang cukup dan tersusun agar dapat dipertahankan sebagai pengontrol dan reaksi fisi berantai. Jenisnya secara umum terbagi menjadi tiga yaitu:


  1. Burners

Burners memakai bahan bakar berupa Uranium-235. Pusatnya trsiri dari kurang lebih 200 sususan bahan bakar nuklir. Di antaranya terdapat batang pengontrol yang terbuat dari material yang dapat menyerap neutron. Akibat dari adanya batang pengontrol ini, panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir dapat dikendalikan sehingga tak terlalu besar. Seluruh susunan bahan bakar nuklir ini diselimuti oleh stainless steel. Panas dihilangkan dari reaktor dengan bahan-bahan seperti air, steam, sodium, helium ataupun CO2.

  1. Breeders

Breeders didesain untuk menghasilkan energi dari bahan bakar yang dipakai. Breeders tak seperti reaktor , reaktor ini tak membutuhkan moderator. Kemungkinan absorpsi di tengah pusat sangat kecil sehingga di daerah ini dikelilingi fertile material uranium 238 yang dapat menyerap neutron tersebut sehingga tercacah menjadi plutonium. Berbeda dengan Burners pendingin yang digunakan pada reaktor ini yaitu liquid metal (Na, NaK). Tidak digunakannya air karena koduktivitasnya yang buruk dan sangat reaktif dengan neutron. Fitur dari reaktor ini membutuhkan banyak biaya tetapi tidak membutuhkan pembaruan yang berarti dalam teknologi sehingga panjang umur.

  1. Converters

Jenis reaktor ini banyak diguankan untuk kebutuan militer. Ukuran usatnya jauh lebih kecil dibanding yang lain dan menggunakan uranium 238 sebagai fertile material untuk memproduksi plutonium 239. Selain itu, reaktor ini didesain untuk meproduksi panas yang berguna bagi kehidupan ehari-hari.



Source : shreve process chemical industries chapter 21st